Chengdu - Training dan Jalan-Jalan
Kali ini saya berkesempatan untuk mengunjungi Tiongkok sekali lagi. Saya mendapat undangan training kembali ke Chengdu, China. Saya hanya mendapatkan 1 minggu bussiness trip dengan 2 weekends. Untuk mencapai Chengdu saya harus terbang selama 5 jam ke Hong Kong, kemudian disambung penerbangan ke Chengdu selama 2,5 jam. Selama transit di Hong Kong saya menetap di bandara, karena kebetulan hanya beda sekitar 6 jam transit dan saya juga cukup capek karena flight yang saya pilih first flight pada 00.00 GMT+7 dari Jakarta.
Sesampai di Chengdu saya langsung ke Hotel. Hotel yang saya dan teman saya gunakan adalah HanTing Hotel, Long hu, Hi-tech Park, Chengdu. Ruangan yang kami book cukup luas, dengan 2 kamar, 1 kamar mandi, dan ruangan tengah dengan ukuran 6 kali 3 meter. Sangat luas untuk sebuah kamar hotel. setelah beristirahat, sore hari kami keluar untuk jalan-jalan ke downtown Chengdu. Kami sempat jalan-jalan di Wuhou Temple, tempat untuk menghormati Zhuge Liang, seorang bangsawan dari Shu. Dan di sampingnya ada Zhaolie Temple, tempat untuk menghormati Liu Bie, warlord of Kingdom of Shu. Dibagian belakang ada tempat untuk makan-makan dan jalan-jalan (yang saya lupa namanya). Setelah itu, kami pergi ke tengah kota Chengdu untuk menikmati udara dingin perkotaan Chengdu malam hari.
Esok harinya, hari minggu, kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Dujiangyan. Dujiangyan adalah sebuah sistem irigasi yang dibangun pada 256 BC. Dujiangyan terletak di sungai Min di Sichuan, dekat Chengdu. Perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 jam menggunakan taksi. Sekilas tentang Dujiangyan, Dujiangyan dibangun untuk mengatasi banjir sekaligus kekeringan pada masa itu.
Dujiangyan pada awalnya diarsiteki oleh Li Bing 李冰, seorang pegawai negeri sekaligus engineer. Dujiangyan sendiri termasuk salah satu UNESCO World Heritage Site sampai sekarang. Bersama Zhengguo Canal di Shaanxi dan Lingqu Canal di Guangxi, Dujiangyan terkenal sebagai The three great hydraulic engineering projects of the Qin dynasty
. Pada tahun 2008, area ini juga terkena efek dari Gempa Sichuan, namun tidak menimbulkan kerusakan yang parah. Untuk engineering constructionnya ada 2 macam, yaitu pusat irigasi dan Jembatan suspensi ganda Anlan. Untuk pusat irigasinya akan saya kutip dari Wikipedia:
Li Bing’s Irrigation System consists of three main constructions that work in harmony with one another to ensure against flooding and keep the fields well supplied with water: The Yuzui or Fish Mouth Levee, named for its conical head that is said to resemble the mouth of a fish, is the key part of Li Bing’s construction. It is an artificial levee that divides the water into inner and outer streams. The inner stream is deep and narrow, while the outer stream is relatively shallow but wide. This special structure ensures that the inner stream carries approximately 60% of the river’s flow into the irrigation system during dry season. While during flood, this amount decreases to 40% to protect the people from flooding. The outer stream drains away the rest, flushing out much of the silt and sediment. The Feishayan or Flying Sand Weir has a 200 m-wide opening that connects the inner and outer streams. This ensures against flooding by allowing the natural swirling flow of the water to drain out excess water from the inner to the outer stream. The swirl also drains out silt and sediment that failed to go into the outer stream. A modern reinforced concrete weir has replaced Li Bing’s original weighted bamboo baskets. The Baopingkou or Bottle-Neck Channel, which Li Bing gouged through the mountain, is the final part of the system. The channel distributes the water to the farmlands to the west, whilst the narrow entrance, that gives it its name, works as a check gate, creating the whirlpool flow that carries away the excess water over Flying Sand Fence, to ensure against flooding.
Dari situ saya sangat terkesima untuk pemikiran seorang Li Bing pada 256 BC untuk membuat suatu solusi untuk negerinya dengan keahliannya.
Lima hari berikutnya saya mengikut training Huawei Storage Migration. Training bertujuan untuk mengenalkan cara migrasi data dari storage lama ke storage Huawei. Migrasi meliputi, migrasi di level virtualisasi di VMware dan Hyper-V; migrasi di LUN Copy untuk sesama storage Huawei; Migrasi berbasis LVM pada AIX, HP UX, Solaris, VxVM, Linux, dan juga Windows Server; serta berapa teknologi besutan Huawei untuk storage migration yaitu Huawei MigrationDirector dan storage migration menggunakan Huawei SmartVirtualization.
Hari Jumat, kami memutuskan untuk menyelesaikan training lebih cepat. Sore harinya kami jalan jalan di downtown Chengdu.
Keesokkan harinya, saya sudah merencanakan untuk kembali ke Hong Kong dan jalan-jalan di Hong Kong. Saya sampai di Hong Kong sekitar pukul 4 sore. Setelah menitipkan tas, saya langsung naik bis ke arah Mongkok, yang mana tahun kemarin, saya datang kesana pagi hari dan mendapati tempat ini sepi. Di Mongkok saya jalan-jalan di Lady’s Market, dan ketempat sekitar-sekitarnya. Dan kembali untuk menginap di Bandara pada pukul 21.30, bus terakhir pukul 22.00.
Hari minggu, sebelum kembali, saya ingin menyempatkan untuk mampir ke Disneyland Hong Kong. Saya datang ke Disneyland sekitar jam 9.00. Disneyland sendiri buka pada pukul 10.00. Saya menghabiskan waktu hingga jam 13.30. Kemudian kembali ke Bandara untuk kembali ke Jakarta.
Dan akhirnya keturutan juga untuk ke Mongkok malam hari dan Disneyland Hongkong.